Kamis, 09 Desember 2010

Penggunaan Obat Dalam Anestesi (Pembiusan)

enggunaan obat-obatan dalam anestesi

Dalam membius pasien, dokter anestesi memberikan obat-obatan (suntik, hirup, ataupun lewat mulut) yang bertujuan menghilangkan rasa sakit (pain killer), menidurkan, dan membuat tenang (paraytic drug). Pemberian ketiga macam obat itu disebut triangulasi.

Bermacam obat bius yang digunakan dalam anestesi saat ini seperti:

Thiopental (pertama kali digunakan pada tahun 1934)

Benzodiazepine Intravena

Propofol (2,6-di-isopropyl-phenol)

Etomidate (suatu derifat imidazole)

Ketamine (suatu derifat piperidine, dikenal juga sebagai 'Debu Malaikat'/'PCP' (phencyclidine)

Halothane (d 1951 Charles W. Suckling, 1956 James Raventos)

Enflurane (d 1963 u 1972), isoflurane (d 1965 u 1971), desflurane, sevoflurane

Opioid-opioid sintetik baru - fentanyl (d 1960 Paul Janssen), alfentanil, sufentanil (1981), remifentanil, meperidine

Neurosteroid

Gejala siuman (awareness)

Sering terjadi pasien ternyata dapat merasa dan sadar dari pengaruh bius akibat obat pembius yang tidak bekerja dengan efektif. Secara statistik, Dr. Peter Sebel, ahli anestesi dari Universitas Emory yang dikutip Time terbitan 3 November 1997 mengungkapkan bahwa dari 20 juta pasien yang dioperasi setiap tahunnya di Amerika Serikat, 40.000 orang mengalami gejala siuman tersebut. Untuk mengatasi masalah ini, dalam pertemuan tahunan sekitar bulan Oktober 1997, Persatuan Dokter Ahli Anestesi Amerika ditawari suatu alat yang disebut Bispectral Index Monitor yang akan memberi peringatan bahwa pasien yang sedang dioperasi mengalami gejala siuman atau menjelang "bangun dari tidurnya".Penemu alat tersebut adalah Dr. Nassib Chamoun, seorang dokter ahli saraf (neurologist) asal Yordania. Dengan menggunakan prinsip kerja dari alat yang sudah ada, yaitu piranti yang disebut EEG (Electroencephalography). Alat yang ditemukan Dr. Chamoun itu mampu memonitor potensi listrik yang ditimbulkan oleh aktivitas "jaringan otak manusia".

Alat ini dapat menunjukkan derajat kondisi siuman pasien yang sedang menjalani suatu pembedahan. Angka "100" menunjukkan pasien dalam keadaan "siuman sepenuhnya". Bila jarum menunjukkan angka "60" berarti pasien dalam kondisi "siap untuk dioperasi". Angka "0" menandakan pasien mengalami "koma yang dalam".

Dengan mengamati derajat siuman dari alat ini, dokter anestesi dapat menambahkan obat pembiusan apabila diperlukan, atau memberikan dosis perawatan kepada pasien yang telah mengalami kondisi ideal untuk dilakukan operasi. Di samping itu, dokter bedah dapat dengan tenang menyelesaikan operasinya sesuai rencana yang telah ditetapkan.

Pemilihan teknik anestesi

Pemilihan teknik anestesi adalah suatu hal yang kompleks, memerlukan kesepakatan dan pengetahuan yang dalam baik antara pasien dan faktor-faktor pembedahan. Dalam beberapa kelompok populasi pasien, pembiusan regional ternyata lebih baik daripada pembiusan total.Blokade neuraksial bisa mengurangi risiko thrombosis vena, emboli paru, transfusi, pneumonia, tekanan pernafasan, infark miokardial dan kegagalan ginjal.

anestesi

Anestesi

Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthētos, "persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846.

Dua kelompok anestesi

Obat untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan anestesi. Analgetik adalah obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total. seseorang yang mengkonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar. Analgetik tidak selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri, tetapi selalu meringankan rasa nyeri.

Beberapa jenis anestesi menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang lainnya hanya menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya tetap sadar.

Tipe anestesi

Beberapa tipe anestesi adalah:

Pembiusan total — hilangnya kesadaran total

Pembiusan lokal — hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian kecil daerah tubuh).

Pembiusan regional — hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya

Pembiusan lokal atau anestesi lokal adalah salah satu jenis anestesi yang hanya melumpuhkan sebagian tubuh manusia dan tanpa menyebabkan manusia kehilangan kesadaran. Obat bius jenis ini bila digunakan dalam operasi pembedahan, maka setelah selesai operasi tidak membuat lama waktu penyembuhan operasi.

Anestesiologis dengan empat rangkaian kegiatan

Anestesi dilakukan oleh dokter spesialis anestesi atau anestesiologis. Dokter spesialis anestesiologi selama pembedahan berperan memantau tanda-tanda vital pasien karena sewaktu-waktu dapat terjadi perubahan yang memerlukan penanganan secepatnya.

Empat rangkaian kegiatan yang merupakan kegiatan sehari-hari dokter anestesi adalah:

Mempertahankan jalan napas

Memberi napas bantu

Membantu kompresi jantung bila berhenti

Membantu peredaran darah

Mempertahankan kerja otak pasien.

Senin, 06 Desember 2010

Bakteri Super Menyebar Lewat wisata

Penyebaran "bakteri super" di sejumlah negara, seperti Inggris, AS, Australia, Swedia, dan Kanada, salah satunya dipicu oleh praktik operasi plastik atau bedah kosmetik.

Dalam riset yang dipublikasikan jurnal The Lancet Infectious Diseases, para peneliti dari Universitas Cardiff Inggris menemukan bahwa bakteri yang dapat membuat enzim NDM-1 itu banyak ditemukan di Banglades, India, dan Pakistan.

Bakteri ini "diekspor" ke sejumlah negara melalui pasien-pasien yang baru kembali menjalani bedah plastik di India atau Pakistan. Di AS, misalnya, tercatat tiga kasus bakteri ini ditemukan pada pasien yang baru menjalani perawatan di India, negara di mana orang sering berkunjung untuk mencari pengobatan yang lebih murah.

"India juga menyediakan layanan bedah plastik bagi pasien-pasien dari Eropa dan Amerika, dan besar kemungkinan NDM-1 akan menyebar ke seluruh dunia," ujar Walsh Timothy, yang melakukan riset dan pengumpulan sampel "bakteri super" ini.

Bersama tim dari berbagai negara, Walsh berhasil mengumpulkan sampel bakteri dari banyak pasien di dua rumah sakit di India, yakni RS Chennai dan RS Haryana. Selain itu, dari beberapa pasien yang dirujuk laboratorium nasional Inggris sejak 2007 hingga 2009.

Walsh dan timnya menemukan 44 pasien positif bakteri NDM-1 di RS Chennai, 26 pasien di RS Haryana, 37 di Inggris, dan 73 lainnya di wilayah Banglades, India, dan Pakistan. Beberapa orang Inggris yang positif terkena NDM-1 memang pernah berkunjung ke India atau Pakistan untuk berobat, termasuk operasi plastik.

Bakteri NDM-1 dilaporkan kebal terhadap beragam jenis antibiotik termasuk carbapenems, sejenis obat yang digunakan untuk keperluan emergency dan mengatasi beragam infeksi yang diakibatkan kuman-kuman resisten lainnya, seperti Methicillin-Resistant Staphyloccus Aureus (MRSA) dan C-Difficile.

Bakteri Juga Mengancam Tanah Air

Fenomena bakteri super atau bakteri yang resisten terhadap obat bukan hanya terjadi di luar negeri. Di Indonesia, kuman yang dikategorikan multiresisten ini sudah banyak ditemukan, terutama di rumah-rumah sakit.

Pakar Mikrobiologi dari Departemen Mikrobiologi Universitas Indonesia (UI) Prof. Usman Chatib Warsa, Sp.MK, Ph.D, menyatakan 'superbug' seperti bakteri mengandung gen NDM-1 (New Delhi metallo-beta-lactamase-1) juga banyak ditemukan di Indonesia. Bahkan, jumlah bakteri multiresisten ini lebih dari satu jenis dan menjadi ancaman bagi masyarakat.

"Kuman seperti ini sudah berada di rumah sakit kita. Datanya tidak terlalu berbeda dengan luar negeri. Di Indonesia bakteri yang multiresisten ini berasal dari kelompok gram positif seperti Staphylococcus dan gram negatif seperti E.Coli dan Klebsiella. Kurang lebih ada sekitar lima spesies kuman," ungkap Usman yang dihubungi Kompas.com, Kamis (12/8/2010).

Usman menjelaskan, bakteri super di Indonesia memiliki beberapa gen yang berbeda. Jenis gen penyebab resistensi ini di antaranya adalah gen MEC-A yang dimiliki Staphylococcus atau gen betalactamase seperti halnya NDM-1. Gen-gen ini dapat disebarkan oleh kuman dalam tubuh dengan banyak cara, sehingga mereka menjadi kebal terhadap obat.

Munculnya kuman-kuman multiresisten perlu disikapi serius karena akan menimbulkan beban berat bagi masyarakat. "Di masa depan, pengobatan akan lebih berat lagi. Inilah yang kita takutkan, karena tentu para pasien akan membutuhkan obat-obat baru yang lebih mahal," ujarnya.

Usman menambahkan, infeksi akibat 'superbug' di Indonesia menimbulkan tingkat kematian cukup tinggi, terutama bagi pasien di rumah sakit. "Kematian akibat infeksi kuman mulitiresisten ditemukan cukup tinggi di tempat-tempat yang spesifik seperti ICU rumah sakit," imbuh Usman.

Bakteri super memang manjadi ancaman bagi mereka yang daya tubuhnya lemah seperti pasien pascaoperasi. Penyebaran superbug sangat mudah terjadi melalui banyak cara. "Seperti saat kondisi pasien lemah, karena ada luka terbuka, atau pun tindakan medis lain seperti infus atau tindakan dokter lainnya yang tidak steril," ujar Usman.

Cepat atau Lambat Bakteri Makin Kebal

Munculnya bakteri super yang resisten terhadap berbagai antibioitik paling ampuh sekalipun bukanlah hal baru dalam dunia kedokteran. Cepat atau lambat, bakteri memang akan menjadi resisten terhadap antibiotik (multiresisten) yang ada saat ini.

"Tidak ada antibiotik yang sensitif (mampu bertahan lama) dalam membunuh bakteri. Para ahli mikrobiologi menganggap, antibiotik bukan merupakan cara tepat untuk menangani penyakit. Karena apabila peneliti menemukkan antibiotik untuk membunuh bakteri, tahun-tahun berikutnya bakteri akan menjadi resisten terhadap antibiotik yang ada," kata Prof. Sam Soemarto dari PAMKI (Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia), Kamis (12/08/10).

Menurut Prof. Sam, pada dasarnya bakteri menjadi resisten karena banyak cara. "Pertama, memisahkan dirinya secara genetik. Kemudian dia bisa tumbuh menjadi bakteri baru yang kebal karena adanya proses mutasi dan transfer gen antibiotik ke bakteri lain," jelas Prof. Sam.

Mutasi sendiri ialah terjadinya modifikasi protein, yaitu penurunan afinitas ikatan protein bakteri dengan antibiotik. Protein akan tahan terhadap kehilangan efisiensi karena mutasi tersebut. Nantinya, mutasi genetis yang berbeda akan menghasilkan tipe resistensi yang berbeda juga.

"Beberapa mutasi mengakibatkan bakteri dapat menghasilkan zat kimia (enzim) yang cukup untuk menonaktifkan antibiotika. Hal yang sama terjadi pada bakteri super yang menghasilkan enzim NDM-1," kata Prof Sam.

Selain itu, menurut Prof, Sam Soemarto, resistensi juga terjadi karena bakteri mentransfer gen antibiotik ke bakteri lain. Bakteri bisa mendapatkan gen-gen resisten terhadap antibiotika dari bakteri lain dengan beberapa cara. Dengan melakukan proses perkawinan sederhana yang disebut “konjugasi,” bakteri dapat mentransfer materi genetik, termasuk kode-kode genetik yang resisten terhadap antibiotika (ditemukan dalam plasmids and transposons) dari satu bakteri ke bakteri yang lainnya.

Bakteri yang mendapatkan gen-gen resisten, baik melalui mutasi spontan atau melalui pertukaran genetis dengan bakteri lainnya, memiliki kemampuan untuk melawan satu atau lebih jenis antibiotika. Karena bakteri dapat mengumpulkan beberapa sifat resistensi seiring dengan berjalannya waktu, mereka dapat menjadi resisten terhadap beberapa jenis antibiotika yang berbeda.

Penggunaan tidak tepat
"Resisten dari bakteri itu sendiri bisa dipercepat oleh pola pemakaian antibiotik(resep) yang dipakai dakter tidak tepat," kata Prof Sam.

Menurut Prof. Sam, kebanyakan resep untuk penyakit tertentu seharusnya tidak perlu menggunakan antibiotik. Misalkan resep untuk flu, yang diketahui jelas bahawa penyakit flu berasal dari virus, sehingga tidak terpengaruh oleh pemberian antibiotik.

Selain itu Prof. Sam menjelaskan bakteri yang mengalami resistensi terhadap antibiotika juga disebabkan karena adanya penyalahgunaan dan penggunaan antibiotik yang dapat dibeli tanpa resep dokter. "Pasien suka minum antibiotik tertentu padahal belum tentu obat itu mengobati penyakitnya, " kata Prof. Sam.

Padahal, penggunaan antibiotik yang sembarangan dapat menghasilkan jenis bakteri baru yang dapat bertahan terhadap pengobatan yang diberikan atau yang disebut dengan resistensi bakteri. Jenis bakteri baru ini memerlukan dosis yang lebih tinggi atau antibiotika yang lebih kuat untuk dapat dimusnahkan.

Di sisi lain, lanjut Prof. Sam, kebiasaan pasien tidak menghabiskan antibiotik yang diberikan dokter juga berpengaruh untuk meningkatkan resistensi dari bakteri tersebut.

Antibiotika Bisa Memicu Alergi

Selain menimbulkan efek samping, ada sejumlah orang yang mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi antibiotika. Kalau sebelumnya seseorang sudah tahu alergi dengan antibiotika tertentu, sudah pasti ia tidak akan diberikan antibiotika tersebut.

Reaksi alergi yang ditimbulkan bisa bermacam-macam. Yang paling sering adalah gatal di kulit atau urtikaria. Yang berbahaya, apabila terjadi edema atau bengkak pada tenggorokan yang membuat seseorang seperti tercekik.

Reaksi lain, ada yang mencetuskan gejala asma, seperti sesak napas. Reaksi serius lainnya adalah sindrom Steven Johnson, yang membuat seluruh permukaan kulit pasien meradang. Bahkan, kemudian timbul vesikel seperti cacar air di seluruh tubuh. Apabila kondisi ini terjadi, pasien harus segera dirawat karena situasinya sudah darurat. Namun, yang paling ekstrem adalah muncul shock anafilaktik hingga berujung pada kematian.

Antibiotika golongan penisilin, disebutkan oleh Dr.J.Hudyono, MS.Sp.Ok, biasanya menimbulkan alergi. Itu sebabnya, para dokter lebih berani memberikan penisilin saat pasien berada di rumah sakit yang memiliki alat untuk kondisi gawat darurat.

Mengingat kemungkinan efek samping, termasuk reaksi alergi dan bahaya resisten, Dr.Hudyono memberikan sejumlah saran sebelum mengonsumsi antibiotika.

1. Konsumsi antibiotika sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter, baik untuk dosis maupun lamanya.

2. Sertakan pula informasi kepada dokter jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap antibiotika.

3. Jangan berinisiatif menggunakan antibiotika atas keinginan sendiri karena penyakit yang diderita saat ini belum tentu sama dengan penyakit sebelumnya.

4. Jangan memberikan antibiotika kepada anggota keluarga lain meski kasusnya hampir sama. Antibiotika itu belum tentu cocok bagi mereka. Apalagi kalau kemudian anggota keluarga tersebut memiliki alergi yang bisa membahayakan diri mereka.

5. Tidak meminta antibiotika kepada dokter. Ingat, antibiotika digunakan untuk infeksi bakteri dan bukan infeksi virus. Jadi, kalau sakit flu yang disebabkan oleh virus, tidak perlu antibiotika.

6. Ubah pola berpikir bahwa penyakit apa pun apabila tidak diberi antibiotika tidak bakal sembuh. Yang benar adalah, antibiotika digunakan sesuai dengan bakteri yang menginfeksinya.

Awas Antibiotika dalam Hewan Ternak

Masuknya residu antiobiotika ke dalam tubuh lewat konsumsi daging ternak harus diwaspadai karena dapat meningkatkan kemungkinan berkembangnya bakteri yang resisten terhadap obat-obatan.

Peringatan tersebut diungkapkan beberapa pakar di China menyusul tren penggunaan antiobiotika pada hewan ternak yang makin meningkat. Laporan menyebutkan, hampir setengah dari antibiotika yang diproduksi di Negeri Tirai Bambu itu diberikan kepada ternak daripada digunakan untuk mengendalikan penyakit pada manusia.

Sekitar 210.000 ton antibiotika yang diproduksi di China setiap tahun, sekitar 97.000 ton di antaranya berakhir dalam tubuh hewan, ungkap Xiao Yonghong, profesor dari Institute of Clinical Pharmacology of Peking University, seperti dilansir koran People's Daily.

Riset yang digagas Chinese Academy of Social Sciences menemukan, lebih dari 50 persen peternakan di Provinsi Shandong dan Liaoning selalu menambahkan antibiotika pada pakan hewan yang diternakkan.

"Penggunaan antibiotika sudah menjadi lumrah sekarang, yang berujung pada meningkatnya tingkat kematian hewan karena tingkat kekebalan mereka menjadi tertekan. Selain itu, antibiotika kerap merugikan kesehatan seseorang setelah diminum," ujar Qi Guanghai, kepala riset di Akademi Ilmu Agrikultur China.

"Perhatian harus diberikan pada masalah asupan antibiotika melalui konsumsi makanan sehari-hari, karena hal itu dapat meningkatkan kemungkinan bakteri kebal yang berkembang dalam tubuh manusia," ujar Huang Liuyu, direktur Institute for Disease Prevention and Control of the People's Liberation Army.

Salah satu contohnya adalah bayi seberat 650-gram yang lahir prematur di Guangzhou. Seperti dilaporkan surat kabar People's Daily, bayi ini mengidap resistensi terhadap tujuh jenis antibiotika, yang diduga kuat akibat dari kebiasaan ibunya setiap hari mengonsumsi daging dan telur yang mengandung residu atau ampas dari antibiotika.

Bulan lalu, di dataran China juga dilaporkan kasus pertama bakteri NDM-1, yang resisten pada hampir semua jenis antibiotika.

Dengan adanya fakta meningkatnya kasus resistensi obat yang terdeteksi di China dan belahan bumi lainnya, Huang mendesak pihak yang berwenang seharusnya memberi perhatian lebih pada masalah ini, dan melakukan regulasi dengan baik pada sektor ini.

"Di Eropa, antibiotika dilarang untuk ditambahkan pada makanan ternah sejak bertahun-tahun dan pelarangan yang sama akan diimplementasikan di Korea Selatan," ujar Tu Yan, periset dari Akademi Ilmu Agrikultur China.

China memperkenalkan antibiotika ke dalam industri peternakan dalam upaya pencegahan penyakit pada era 1990-an. Regulasi tentang tambahan obat-obatan diterbitkan oleh China pada 2002, dan lebih banyak fokus pada penggunaan dosis yang tepat dari jenis antibiotika berbeda pada pakan ternak. Namun regulasi tersebut tak mengatur tentang supervisi penjualan dan penggunaan antibiotika yang berlebihan.

Kurang Tidur membuat kita Tambun

Tidur sama pentingnya dengan pengaturan pola makan dan olahraga untuk mendapatkan bobot tubuh seimbang. Demikian kesimpulan serangkaian studi yang dilakukan para ahli.

Hasil studi yang dilakukan tim dari Universitas Chicago menunjukkan, kurang tidur bisa mengurangi efek dari diet. Ketika orang yang sedang berdiet memiliki tidur yang berkualitas, berat badan yang berkurang dua kali lebih banyak dibanding pelaku diet yang tidurnya kurang.

Reaksi kekurangan tidur ini pada kegemukan juga dilakukan oleh ilmuwan dari Australia mengenai kaitan antara kurang tidur dan pertambahan berat badan.

Sementara itu, para ahli dari Columbia University, New York, yang mengamati kebiasaan tidur 18.000 orang menemukan bahwa orang yang tidur kurang dari empat jam setiap malam berisiko 73 persen mengalami kegemukan di kemudian hari dibanding orang yang tidur 7-9 jam setiap malam.

Bahkan orang yang rata-rata tidur 6 jam setiap malam punya risiko kegemukan 23 persen. Di lain pihak, orang yang terlalu banyak tidur, sekitar 10 jam setiap malam, memiliki risiko 11 persen menderita kegemukan.

Pertanyaannya, mengapa kurang tidur bikin bobot tubuh melonjak? Para ahli meyakini, kurang tidur bisa mengganggu hormon gherlin dan leptin. Keduanya adalah hormon yang mengatur rasa lapar dan selera makan.

Saat kita kurang tidur, tubuh akan bereaksi seperti saat kita kurang makan; kadar leptin akan turun dan kadar gherlin melonjak. Akibatnya, perut akan terasa lapar dan membangkitkan nafsu mengonsumsi makanan yang kaya lemak dan gula. Tentu saja ini akan membuat berat badan melonjak. Perubahan hormon ini juga mengganggu metabolisme sehingga lebih banyak lemak yang disimpan.

Penelitian lain menunjukkan, kurang tidur akan mengganggu jam biologis tubuh atau ritme sirkadian yang mengatur glukosa dan insulin. Kurang tidur akan meningkatkan hormon kortisol, hormon yang juga mengatur penggunaan energi dalam tubuh. Kadar kortisol yang tinggi terkait dengan insulin resistan dan tingginya indeks massa tubuh

Sabtu, 04 Desember 2010

Mengapa Pria Membeli Layanan Seks

Sudahkah Anda membaca buku Jakarta Undercover (2002, 2003, 2007) karya Moamar Emka? Apa yang Anda rasakan saat orang lain mengetahui bahwa Anda membaca buku itu? Apakah Anda merasa jadi orang yang "gaul", karena mengetahui realita kehidupan malam berikut bisnis seksnya yang jauh di luar bayangan Anda?

Terlepas dari fakta bahwa buku tersebut ditulis berdasarkan investigasi mendalam dari penulisnya, tidakkah ada sesuatu yang mengusik pikiran Anda, bahwa perempuan hanya diposisikan sebagai obyek di buku itu?

Jakarta Undercover, begitu juga buku-buku lain yang ditulis oleh para lelaki untuk mengangkat bisnis layanan seks perempuan, jelas sangat tidak berpihak kepada perempuan, demikian tegas Nori Andriyani, penulis buku Jakarta Uncovered: Membongkar Kemaksiatan, Membangun Kesadaran Baru. "... Saya tidak menangkap adanya pemikiran bahwa fenomena yang mereka bahas adalah sebuah masalah yang mendesak. Juga tidak ada pemikiran bahwa yang menjadi penyebab masalah adalah kaum lelaki, dan kaum perempuan yang dilacurkan adalah korban. Bahkan sebaliknya lebih ada kesan bahwa fenomena itu sesuatu yang fun," demikian tulis Nori di halaman 62 bukunya.

Sambutan hangat terhadap buku-buku yang membahas bisnis seks menunjukkan bahwa masyarakat saat ini sudah semakin pasif menghadapi masalah tingkah laku lelaki yang memiliki kebiasaan membeli layanan seks perempuan. Buku Emka bukannya dikritisi, malah semakin dicari hingga terbit tiga seri, dan dibuatkan filmnya.

Kepasifan masyarakat kenyataan maraknya bisnis layanan seks ini disebabkan budaya patriarki yang telah membuat masyarakat menganggap wajar tingkah laku lelaki tersebut. Budaya patriarki, atau budaya dimana kaum lelaki memiliki posisi yang lebih berkuasa dibanding perempuan, sangat dominan di Indonesia. Apalagi, kehidupan masyarakat di kota-kota besar sudah sangat individual, sehingga apa yang dilakukan orang lain tidak berhak dicampuri.

Mengapa pria menggunakan jasa seks bayaran?
Pertanyaan ini sangat menggelitik Nori. Namun ia menemukan jawaban yang sangat sederhana: karena mereka bisa. Mereka merasa bisa, karena mempunyai uang untuk membayarnya. Uang menciptakan kekuasaan, dalam hal ini berupa pemilikan harta, uang, dan posisi dominan terhadap perempuan. Karena membayar, lelaki merasa bebas menuntut bentuk layanan yang diinginkannya. Memiliki uang memungkinkan lelaki untuk tergoda, mencoba, dan bukan tidak mungkin menjadi tergantung (addicted) pada seks bayaran.

Selain faktor kekuasaan yang terutama berupa uang, lelaki memiliki 1001 pembenaran untuk menjadi pembeli layanan seks bayaran perempuan agar si lelaki dapat pergi dengan damai menikmati panti pijat plus-plus, karaoke mesum, spa plus-plus, dan short time di hotel, begitu kata Nori di halaman 24. Berbagai bentuk pembenaran ini intinya sebenarnya satu, yaitu menempatkan lelaki dalam posisi dominan, berkuasa, dan hegemonik terhadap perempuan.

"Salah satu bentuk pembenaran ini adalah, pria merasa berjasa karena telah memberikan keuntungan (uang bayaran) kepada pihak perempuan," papar Nori, saat diskusi mengenai Jakarta Uncovered, yang berlangsung di kantor The Women Research Institute, Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (2/12/2010) lalu. Dengan pria memakai jasa mereka, perempuan jadi memiliki pekerjaan dan penghasilan untuk menghidupi dirinya.

Cara berpikir seperti ini tidak melihat konteks historis para perempuan tersebut. Mayoritas para perempuan ini adalah korban dari kemiskinan struktural, akibat adanya sistem yang tidak adil bagi perempuan. Misalnya, sistem yang ada tidak memberikan pendidikan gratis sampai tingkat yang dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sebagai pekerja profesional. Jadi, bukan karena para perempuan itu malas mencari pekerjaan yang lain.

Nori tidak setuju bila pelacuran disebut sebagai pekerjaan atau profesi. "Apakah itu pilihan hidup yang bebas? Apakah mereka memang mau melakukannya? Itu bukan pekerjaan, tapi keterpaksaan. Saya yakin, tidak ada orang yang dengan bangga mengatakan, 'Profesi saya adalah pelacur!'" tutur lulusan Kajian Wanita Memorial University of Newfoundland, Kanada, ini.

Tidak dipungkiri bahwa sebagian kecil perempuan mungkin menceburkan diri ke dalam bisnis seks bayaran karena ingin hidup enak dengan cara mudah. Namun mereka ini tetaplah korban, yaitu korban dari budaya kapitalisme yang mendorong orang untuk menjadi hedonis. Sistem kapitalisme  mendorong orang untuk hidup konsumtif, sekaligus menjadi barang dagangan yang bisa dibeli.

Konteks historis lainnya adalah adanya kemungkinan para perempuan ini merupakan korban perdagangan seks yang mengalami kekerasan fisik, psikologis, dan jeratan utang. Modus umumnya adalah, para perempuan ini ditawari pekerjaan bergaji besar di luar negeri, namun ternyata sesampai di negara tujuan mereka dipaksa bekerja memberi layanan seks.

Masih banyak pembenaran lain yang disampaikan Nori dalam bukunya. Salah satunya adalah, para pria menganggap penggunaan layanan seks bayaran ini sebagai bentuk pernyataan kekuatan persaudaraan antarkaum lelaki. Suka atau tidak, "inilah dunia lelaki".

Dengan bergabung di forum-forum komunikasi di internet, kaum lelaki merasa mereka bukan satu-satunya yang memiliki hobi membeli seks. Bila ada komunitas yang menggunakan layanan seks berbayar ini artinya, aktivitas ini adalah sesuatu yang lumrah dilakukan. Dengan saling berbagi informasi, mereka bisa saling menguatkan, dan mungkin juga mengurangi rasa bersalah. Bahkan sebaliknya, bisa saling menyombongkan diri tentang pengalaman mereka di internet.

Berbagai pembenaran ini memang sudah mengakar kuat sejak lama. Namun bukan tak mungkin untuk dibongkar. Melalui studi kasusnya, Nori ingin mengajak para pembacanya -lelaki maupun perempuan- untuk lebih peduli dengan masalah ini. Sekali lagi, ini bukan hanya masalah perempuan yang menjadi penjaja seks tersebut, melainkan masalah kita bersama. Kalau kita saja tidak mau peduli, bagaimana dengan para lelaki?

Sumber: Jakarta Uncovered: Membongkar Kemaksiatan, Membangun Kesadaran Baru

Meningitis Ancaman Fatal Bagi Bayi

Meningitis merupakan ancaman fatal bagi bayi karena angka kematian tinggi dan dapat menyebabkan kecacatan berupa kelumpuhan, tuli, kurang kemampuan belajar, keterbelakangan mental, dan epilepsi. Pencegahan terhadap meningitis dapat menurunkan angka kematian pada bayi dengan signifikan.

Demikian terungkap dalam jumpa pers terkait peringatan Hari Meningitis Sedunia, Kamis (22/4). Hari Meningitis Sedunia diperingati setiap 22 April. Meningitis ialah penyakit yang menyerang selaput otak. Meningitis dapat disebabkan berbagai macam virus dan bakteri.

Meningitis yang disebabkan virus umumnya tidak berbahaya dan dapat pulih. Namun, meningitis yang disebabkan bakteri dapat mengakibatkan kematian hingga 50 persen pada anak yang terkena. Bakteri yang dapat menyebabkan meningitis, antara lain penumococcus, meningococcus, haemphilus, dan listeria.

Fatal

Staf Divisi Saraf Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sekaligus pendiri Klinik Anakku, Hardiono Pusponegoro, mengatakan, bakteri S Pneumoniae (pneumococcus) merupakan bakteri yang sering ditemukan sebagai penyebabkan meningitis pada bayi dan anak.

Bayi mudah terpapar bakteri tersebut lantaran anak balita dan orang dewasa merupakan pembawa bakteri pneumococcus dalam saluran pernapasan mereka. ”Jika bakteri mengganas dalam beberapa hari, anak dapat menderita meningitis. Di selaput otak dapat terjadi perdarahan-perdarahan dan radang. Kalau sudah terkena, sangat fatal sehingga lebih baik mencegah,” ujarnya.

Dokter spesialis anak sekaligus Sekretaris Satuan Tugas Imunisasi Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Soedjatmiko mengatakan, anak berisiko tinggi terkena penyakit akibat pneumococcus, terutama yang berumur di bawah dua tahun, lahir kurang bulan, air susu ibu (ASI) sebentar, sering terpapar asap rokok, banyak kontak dengan orang lain, sering infeksi saluran napas, sistem kekebalan tubuh rendah, dan sering mendapatkan antibiotik.

Secara umum, upaya pencegahan, antara lain, dengan nutrisi (ASI), perilaku hidup sehat, dan imunisasi. Namun, lanjut Soedjatmiko, upaya preventif terbaik ialah dengan imunisasi karena perlindungan yang diberikan spesifik terhadap bakteri tertentu.

Pencegahan juga sangat penting mengingat Pneumococcus telah resisten terhadap banyak jenis antibiotika. Namun, sebagian kecil yang sudah mendapatkan imunisasi, khususnya vaksin Invasive Pneumococcal Disease (IPD). Angka vaksin IPD di Indonesia masih sangat rendah, hanya 0,6 persen dari 4,6 juta bayi yang lahir mendapatkan perlindungan terhadap bakteri pneumococcus. (INE)

Mengapa Imunisasi Harus Diulang

Kendati di usia bayi imunisasinya sudah lengkap, bukan berarti di usia ini si kecil sudah aman dari ancaman penyakit. Itulah mengapa ada imunisasi yang harus diulang, disamping imunisasi lanjutan.

Imunisasi akan memberikan antibodi bagi anak. Setelah diimunisasi, antibodi anak akan naik. Tapi suatu saat, antibodi itu akan turun lagi. Nah, pada saat antibodi turun atau hampir habis, harus diberikan imunisasi lagi agar antibodi yang turun itu bisa kembali baik. Itulah mengapa, imunisasi ulangan sangat penting.

Kalau tidak, "Antibodi dalam tubuh akan habis atau berkurang, sehingga kemungkinan anak terserang penyakit akan lebih besar," terang Prof. Dr. Sri Rezeki H. Hadinegoro, Sp.AK.

Sesuai jadwal

Memang, tutur Sri, imunisasi hanya bersifat pre exposure atau pencegahan primer. "Sebelum anak berkenalan dengan kuman, jauh-jauh hari sudah kita siapkan pencegahannya." Apalagi jika anak sudah mulai bersosialisasi; mulai masuk play group , bermain, bertemu dengan banyak orang, dan sebagainya. Nah, kita, kan, enggak tahu kesehatan orang-orang yang bertemu dengan anak kita. Tahu-tahu saja anak terkena dipteri, polio, TBC, dan sebagainya. Bahkan, anak yang "dikurung" pun terkadang masih bisa kena juga. Itulah mengapa, imunisasi menjadi penting.

Lebih jauh dijelaskan oleh Sri, tubuh memiliki ambang pencegahan terhadap serangan penyakit. Ambang pencegahan bisa dilihat atau diukur lewat pemeriksaan darah. Misalnya, DPT, diukur berapa kadar Dipteri, Pertusis, dan Tetanusnya. Nah, seorang anak bisa tak terkena ketiga penyakit ini jika antibodinya lebih dari ambang pencegahan.

Ambang pencegahan inilah yang harus dikejar lewat pemberian imunisasi. Tentu saja pemberian imunisasi sebaiknya dilakukan sesuai jadwal. Biasanya dokter yang akan memberikan jadwal tersebut.

"Jadwal itu bukan asal ditentukan, lo, tapi memang dilihat dari perjalanan penyakit." Jadi, kalau pemberiannya terlambat, hasilnya pun tak akan maksimal sehingga anak tetap berisiko kena penyakit. Namun begitu, bukan berarti imunisasi lantas tak perlu diberikan karena sudah kadung  terlambat. "Bagaimanapun telatnya, anak tetap harus diberikan imunisasi," tegas Sri, "dengan harapan belum kebablasan," lanjutnya.

Kendati hasilnya tak maksimal, paling tidak, dengan imunisasi ulangan tersebut, antibodinya tak terlalu rendah. Jadi, Bu-Pak, segera bawa si kecil ke dokter bila imunisasinya terlambat. Dokter pun akan membuatkan jadwal ulang agar bisa secepatnya menyelesaikan jadwal imunisasi tersebut, dengan persetujuan orang tua. Tapi harus ditaati, jangan sudah diberi jadwal tapi masih juga bandel terlambat.

Imunisasi yang harus diulang

Sebagaimana diketahui, ada 5 imunisasi dasar yang diberikan saat anak berusia 0-1 tahun, yaitu Hepatitis B, BCG, DPT, Polio, dan Campak. Selain itu, ada satu lagi vaksin yang sifatnya hanya dianjurkan -karena biayanya agak mahal- diberikan di usia 0-1 tahun, yaitu HiB (Haemofillus Influenza tipe B) . "HiB merupakan suatu kuman yang bisa menyebabkan radang selaput otak atau meningitis dan pneumonia. Ini paling berbahaya.

Menurut penelitian, penyakit ini juga menyebabkan kematian terbanyak pada anak-anak. Karena itulah dibuat vaksinnya, meski masih agak mahal," terang Sri Rezeki . Nah, dari kelima vaksin dasar yang merupakan program pemerintah ini, ada 3 vaksin yang harus diulang di usia batita, yaitu DPT, polio, dan campak. Sedangkan vaksin BCG dan Hepatitis B cukup diberikan hanya sekali di usia bayi.

"Vaksin BCG tak perlu diulang karena antibodi yang diperoleh tinggi terus, tak pernah turun seumur hidup. Demikian pula vaksin Hepatitis B, bisa bertahan lama," jelas Sri. Khusus Hepatitis B, lanjut Sri, yang penting sebetulnya mencegah penularan dari ibu ke anak. "Usia produktif wanita untuk memiliki anak biasanya, kan, berkisar pada usia 20 sampai 35 tahun. Nah, usia produktif inilah yang harus dilindungi, yaitu dengan pemberian vaksin Hepatitis B.

Meskipun cuma diberikan satu kali ketika si anak perempuan berusia bayi, namun sudah cukup untuk melindunginya sampai di usia produktif nanti." Sementara vaksin yang diulang, yaitu DPT, dilakukan setahun setelah DPT 3 karena setelah setahun, antibodinya akan turun. "Jadi, harus digenjot lagi agar antibodinya bisa baik kembali." DPT memang sangat crusial  karena antibodi yang dihasilkan tak bertahan lama.

Demikian pula halnya dengan Polio, juga diulang setelah Polio 3 karena antibodinya akan turun setelah setahun. Sedangkan campak diulang pada saat anak berusia 15-24 bulan. Pengulangan dilakukan lewat imunisasi MMR (Measles, Mumps, Rubella) , karena selain untuk mencegah campak (Measles) , juga mencegah gondongan (Mumps)  dan Rubella yang juga merupakan sejenis campak.

Pengulangan ini sangat penting agar ibu hamil terhindar dari serangan Rubella. Pasalnya, serangan Rubella selagi hamil menyebabkan anak yang dilahirkan bisa menjadi cacat. Misalnya, tubuhnya kecil, menderita kelainan jantung, buta, atau cacat sejak lahir.

Nah, inilah yang harus kita cegah. Bukan berarti vaksin Rubella hanya penting bagi anak perempuan saja, lo. "Anak lelaki juga penting karena dia akan menjadi calon bapak. Bisa saja, kan, si calon bapak ini menjadi carrier  atau pembawa penyakit. Nah, dia tentu akan menularkan kepada anaknya," terang Sri.

Jadi, tandasnya, kalau mau membasmi penyakit, ya, harus pada semua anak, bukan cuma anak perempuan. Sementara gondongan, virusnya bisa masuk ke alat-alat reproduksi, baik testis maupun ovum anak. "Bila anak sampai mengalami infeksi akibat virus gondongan, ia bisa mandul kelak," tutur Sri

5 Mitos Vaksin Yang Menyesatkan

Meski sudah diperkenalkan sejak awal abad 20, hingga saat ini cakupan vaksinasi di berbagai tempat belum mencapai 100 persen. Malah, jumlah anak yang mendapat vaksin menurun. Di Indonesia sendiri cakupan imunisasi baru sekitar 60 persen.

Padahal, vaksinasi sudah terbukti menjadi cara yang murah dan efektif untuk mencegah angka kesakitan dan kematian pada anak-anak akibat penyakit infeksi.

Berikut adalah lima mitos menyesatkan seputar vaksin dan fakta di balik mitos itu.

1. Vaksin tidak penting
Sampai saat ini penyakit yang berhasil dieradikasi (hilang) barulah cacar bopeng (small pox). Penyakit lain, meski vaksinnya sudah ditemukan puluhan tahun lalu, masih ada. Misalnya saja polio, cacar air atau batuk rejan.

2. Anak-anak mendapat terlalu banyak vaksin dan terlalu dini
Vaksin adalah cara paling efektif untuk mencegah infeksi penyakit yang dihadapi anak-anak dari lingkungan setiap hari.

"Tubuh anak terus menerus menghadapi banyak hal yang membuat sistem imun mereka bekerja keras, mulai dari bakteri di tubuh kita sendiri juga bakteri yang berasal dari makanan, minuman dan udara," kata Paul Offit, direktur Vaccine Education Center dari RS Anak Philadelphia.

Pakar imunologi dari University of California, AS, meneliti jumlah vaksin yang bisa direspon oleh tubuh seseorang pada satu waktu. Setelah mempertimbangkan berbagai jenis komponen dalam vaksin, termasuk protein bakteri, mereka menemukan bahwa bayi dan anak-anak bisa merespon dengan aman 100.000 vaksin dalam sekali waktu. Padahal rata-rata seorang anak mendapatkan 14 jenis vaksin dalam waktu dua tahun.

3. Vaksin MMR sebabkan autisme
Mitos ini mulai berkembang tahun 1998 ketika Dr.Andrew Wakefield dan timnya mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal The Lancet. Mereka mengamati kesehatan 12 anak, yang 8 diantaranya mengalami gangguan perkembangan yang menurut orangtua anak-anak itu disebabkan oleh vaksin MMR. Hasil studi itu menimbulkan kepanikan di seluruh dunia dan menyebabkan jumlah anak yang mendapatkan imunisasi turun drastis.

Padahal awal tahun ini para editor dari The Lancet secara resmi menyatakan menarik penelitian itu karena menyebarkan informasi keliru. Setelah penelitian yang mendalam, para ahli termasuk dokter di WHO menyatakan vaksin MMR tidak terkait dengan peningkatan kasus autisme di dunia.

Berbagai penelitian telah dilakukan dan tidak ditemukan kaitan antara vaksin MMR dengan autisme. Salah satu studi terbesar dan jangka panjang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine di tahun 2002. Studi itu mengamati kesehatan 537.000 anak dan menemukan angka autisme antara anak yang mendapat vaksin dan tidak ternyata sama saja.

4. Vaksin tidak 100 persen aman
Mitos ini mungkin ada benarnya. Namun, berjalan kaki pun tidak menjamin kita aman 100 persen bukan? Kita bisa saja terjatuh atau tersenggol motor. Nyatanya hal itu tidak membuat orang jadi takut untuk berjalan kaki di pinggir jalan.

Kebanyakan vaksin yang diberikan lewat injeksi memang bisa menyebabkan nyeri, merah dan bengkak pada kulit di bagian yang disuntik. Efek samping lainnya adalah demam dan reaksi alergi. Kendati begitu, sifat efek samping itu individual. Lagipula risikonya lebih besar jika anak tidak diimunisasi. Teknologi vaksin pun semakin canggih sehingga reaksi terhadap vaksin jauh lebih jarang dan ringan.

5. Vaksin tidak efektif cegah penyakit
Kebanyakan vaksin yang sekarang ini beredar sudah ada dalam kurun waktu 50 tahun, sehingga kebanyakan orangtua tidak mengenal jenis-jenis penyakit yang bisa dicegah oleh imunisasi.

Misalnya saja, sebelum vaksin tersedia tahun 1963, hampir seluruh anak di AS terkena cacar air sebelum usia 15 tahun. Di negara itu, penyakit ini tiap tahun membunuh 450 orang, kebanyakan anak-anak. Namun setelah vaksin diperkenalkan, kasus cacar air menurun menjadi hanya 37 di tahun 2004.

Sayangnya, sejak tahun 2006, jumlah anak yang terkena cacar air meningkat menjadi 130. Menurut data CDC, kebanyakan anak tersebut tidak divaksin atas permintaan orangtua pasien sendiri.

Tren yang sama juga terjadi di Inggris dimana jumlah penderita cacar air naik dari 56 kasus di tahun 1998 menjadi 1324 kasus di tahun 2008. Penyebabnya juga karena orangtua tak mau memvaksin anaknya.

click to enlarge

Langsing Dengan Dedaunan

Sudah gonta-ganti metode pelangsingan, tapi tak kunjung kelihatan hasilnya? Coba resep-resep turun-temurun yang digunakan para putri keraton ini. Lebih alami, sehat, dan aman, lho.

1. Daun jati belanda
Umumnya jamu galian singset yang telah dikenal di Indonesia mengandung unsur daun ini. Menurut para ahli, daunnya mengandung alkaloids, damar, dan zat samak. Nah, bagian dari daun jati belanda inilah yang banyak dipakai untuk mengurangi pembentukan lemak, menguruskan, dan merampingkan tubuh.
Resep: Ambil dua pucuk lembar daunnya, cuci bersih dan dipotong-potong kecil. Lalu direbus dengan air bersih sebanyak 3 gelas air. Setelah dingin, air tersebut disaring lalu diminum 2-3 kali sehari. Agar rasanya lebih enak, boleh ditambah dengan gula secukupnya.

2. Daun salam
Selain untuk memasak, daun salam mengandung flavonoid dan tanin yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, antara lain kolesterol tinggi, asam urat tinggi, kencing manis, tekanan darah tinggi, maag, dan diare.
Resep: Pilih 5 atau 7 helai daun salam yang masih segar. Setelah dicuci bersih, masak dengan air secukupnya sampai mendidih. Kemudian disaring, setelah dingin, minum sebelum makan siang dan makan malam.

3. Daun kemuning
Khasiat kemuning sebagai obat untuk mengatasi masalah haid yang tidak teratur. Di samping itu, daunnya berguna mengatasi masalah kelebihan lemak pada tubuh.
Resep: Ambil segenggam penuh daun kemuning ditambahkan segenggam penuh daun mengkudu (Morido citrifolia) dan setengah jari kelingking temugiring (Curcuma heyneano). Semua bahan ditumbuk sampai halus, sambil ditambahkan satu cangkir air, lalu peras, dan diminum pagi hari sebelum sarapan.

4. Teh hijau
Daun teh hijau yang dipakai sebagai bahan minuman juga sudah lama dikenal sebagai salah satu pembakar lemak dalam pengobatan tradisional. Teh hijau mengandung antioksidan yang sangat tinggi sehingga membantu meningkatkan pembakaran lemak dalam tubuh.
Resep: Seduh teh hijau dengan air panas, dinginkan, dan minum. Sebaiknya diminum sebelum menyantap makanan. Teh hijau akan membantu menahan asupan lemak. Atau, bisa juga minum teh hijau sebelum Anda latihan olahraga, ini pun membantu membongkar lemak di bawah kulit lebih cepat

Pelangsing Traditional Yang Aman

Lemak, terutama jika sampai tertimbun di tubuh kini menjadi musuh banyak orang. Karena itu segala usaha untuk menyingkirkannya populer dipilih orang, baik pria maupun wanita. Mereka yang ingin menurunkan berat badan namun tak mau repot-repot berolahraga dan mengatur pola makannya, biasanya memilih produk obat-obatan, jamu, suplemen, atau minuman pelangsing. Kebanyakan produk-produk tersebut belum teruji secara klinis. Karena itu dr.Johanes Tjandrawinata, Sp.GK, ahli gizi klinik dari Melinda Hospital Bandung, menyarankan agar konsumen lebih berhati-hati dalam memilih produk pelangsing."Jamu atau obat-obatan tradisional biasanya punya efek meningkatkan frekuensi buang air kecil dan buang air besar. Karenanya berat badan akan cepat turun," katanya dalam sebuah acara media edukasi mengenai keamanan obat anti obesitas di Jakarta, (1/12).Jamu yang kerap digunakan untuk melangsingkan tubuh biasanya dibuat dari tanaman jati belanda, kemuning atau kunyit. Masyarakat banyak yang memilih jamu karena terbuat dari bahan alami sehingga aman dikonsumsi.Selain jamu, produk lain yang memiliki cara kerja mirip dengan jamu pelangsing adalah minuman teh hijau. Mengenai minuman ini, dr.Johanes berpendapat sebenarnya semua jenis teh memang bisa mengurangi lemak tubuh."Penelitian di Jepang menunjukkan teh mengandung ECGC, sejenis antioksidan yang bisa meningkatkan metabolisme dan menghambat pembentukan sel-sel lemak. Karena itu semua jenis teh pada dasarnya bisa mengurangi berat badan, asal dikonsumsi tanpa gula," katanya.Meski kebanyakan orang berpendapat jamu dan obat tradisional memiliki efek samping lebih sedikit daripada obat kimia, namun dr.Johanes mengatakan dalam jangka panjang, obat tradisional juga bisa menimbulkan efek samping."Produk yang cara kerjanya mengeluarkan cairan bisa mengganggu ginjal dan menghambat peredaran darah," katanya. Karena itu ia menyarankan agar pengguna jamu-jamuan mengenal terlebih dahulu bahan yang digunakan dengan jelas dan secara rutin melakukan cek ginjal.Yang perlu dipahami, menurut dia, bahwa upaya penurunan berat badan bukanlah proses yang singkat namun bersifat jangka panjang. "Tidak bisa instan. Bukankah kegemukan juga hasil dari proses yang lama?," katanya. Usaha penurunan berat badan haruslah bersifat holistik, mulai dari pengaturan pola makan, olahraga, perubahan perilaku, dan obat-obatan, jika diperlukan.

Minum Obat Teratur Tantangan Aids

Kehadiran obat antiretroviral menjadi harapan bagi orang dengan HIV/ AIDS atau ODHA untuk tetap hidup dan produktif. Namun, obat antiretroviral harus diminum seumur hidup dan teratur.

Hal itu mengemuka dalam diskusi bertajuk ”Puasa bagi ODHA di Bulan Ramadhan” yang diselenggarakan Komisi Penanggulangan AIDS DKI Jakarta, Selasa (31/8/2010) sore.

Ahli gizi senior dan pelatih Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk perawatan, dukungan, dan pengobatan AIDS, sekaligus dokter spesialis gizi klinik di RS Universitas Kristen Indonesia dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Paul F Matulessy, mengatakan, aturan minum obat antiretroviral (ARV) sangat ketat lantaran terkait langsung dengan tingkat perkembangan HIV di dalam darah. Konsentrasi obat di dalam darah harus dijaga guna memperkecil atau mencegah virus memperbanyak diri di dalam darah.

Beberapa jam setelah minum obat, aktivitas obat meningkat sehingga menekan pertumbuhan virus. Namun, setelah obat mencapai masa puncak, pada jam-jam berikutnya aktivitas virus mulai naik sehingga obat kembali diminum agar dapat menekan pertumbuhan virus pada darah.

Selain itu, perubahan jadwal meminum ARV akan membuat HIV resisten terhadap obat. Kebanyakan ODHA harus meminum obat setiap 12 jam. ”Aturan minum obat sangat ketat agar perkembangan virus bisa dikontrol dengan ARV,” ujar Paul.

Dia mengatakan, seorang ODHA dianjurkan meminum ARV jika angka CD-4 di bawah 350. CD-4 merupakan gambaran sistem kekebalan tubuh. Penyebab kematian ODHA bukan karena virusnya, melainkan infeksi oportunistik yang diderita ODHA lantaran lemahnya kekebalan tubuh.

Untuk menjaga kesehatan, ODHA yang telah dianjurkan minum obat harus meminumnya dengan teratur. Di samping itu, mereka juga perlu memerhatikan gizi, baik zat gizi makro maupun mikro.

Obat Untuk Kurangi Resiko HIV

Obat antiretroviral atau ARV yang biasa dipakai untuk menurunkan jumlah virus pada penderita HIV kini dikembangkan untuk mencegah penularan HIV, khususnya di kalangan pria gay dan biseksual.

Truvada, nama obat tersebut, merupakan kombinasi antara dua jenis ARV. Obat ini diproduksi oleh perusahaan farmasi California, Gilead Sciences. Dalam sebuah uji coba diketahui bahwa obat ini mampu mengurangi risiko penularan HIV hingga 44 persen.

Penelitian melibatkan sekitar 2.500 pria gay atau biseksual dari Peru, Ekuador, Brasil, Afrika Selatan, Thailand, dan Amerika Serikat. Mereka secara random diberikan pil Truvada dan sisanya mendapat pil placebo. Semua partisipan studi juga diberikan kondom dan konseling mengenai seks yang aman.

Setelah empat tahun penelitian, para peneliti menemukan bahwa obat itu cukup efektif mengurangi angka penularan pada kelompok yang mendapat pil Truvada hingga 44 persen. Mereka yang mengonsumsi pil secara rutin diperkirakan risiko infeksinya bisa dikurangi hingga 73 persen.

Akan tetapi, muncul pertanyaan seputar hasil penelitian yang didanai oleh Yayasan Bill & Melinda Gates Foundation ini. Sebagian pakar menilai, penurunan angka infeksi itu bisa disebabkan oleh penggunaan kondom pada kelompok yang mendapat pil. Para ahli juga menyatakan, harga pil yang cukup mahal, yakni 36 dollar AS (sekitar Rp 300.000) sehari, akan membuat pil ini tidak bisa dikonsumsi banyak orang.

Menjawab pertanyaan tersebut, Dr Anthony Fauci dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases mengatakan bahwa penelitian ini bersifat random dan obat ini bersifat sebagai pelengkap dalam upaya pencegahan HIV. "Kondom dan setia pada pasangan seksual merupakan cara pencegahan yang utama," katanya.

Ia juga menjelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah menambahkan sistem pertahanan pada pencegahan infeksi HIV dan bukan menggantikan yang sudah ada sekarang. "Sangat penting untuk menambah upaya pencegahan, terutama pada kelompok paling berisiko," katanya.

Cokelat Penuh Manfaat

Selain rasanya yang luar biasa, cokelat ternyata banyak manfaat. Menurut penelitian yang dipublikasikan Asosiasi Jantung Amerika, mengonsumsi sebatang cokelat setiap hari dapat menurunkan tekanan darah dan memperbaiki daya tahan insulin.Sementara bagi perokok berat, mengonsumsi cokelat hitam atau dark chocolate ternyata bisa mengcegah penyakit jantung. Rasanya yang sangat pahit memang membuat yang memakannya meringis. Tapi di balik itu, menurut peneliti dari Universitas Zurich, Swiss, yang dipublikasikan jurnal kesehatan Inggris, Heart, pada cokelat hitam terdapat kandungan kokoa yang sangat tinggi, sekitar 75 persen, yang dapat memperbaiki sirkulasi darah secara signifikan.Pengujian serupa juga dilakukan pada cokelat putih, tapi kandungan kokoanya yang rendah tidak bergitu berperan dalam memperbaiki sirkulasi darah para perokok. Cokelat hitam juga mengurangi risiko perokok dengan tingkat stres oksidatif tinggi.Bila mengonsumsi 40 gram cokelat hitam, efeknya akan berlangsung hingga 8 jam. Selain itu, juga akan memicu peningkatan antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh dan mengurangi penggumpalan darah yang sering menimpa para perokok. Jadi? Ayo makan cokelat!

Cokelat Untuk Kesehatan Gigi

Mulai sekarang, Anda bisa bebas untuk melahap cokelat, tanpa harus takut kalau gigi Anda akan rusak. Menurut American Dental Association, susu yang ada di dalam cokelat mengandung kalsium dan fosfat yang bisa mengurangi produksi asam di mulut dan gigi berlubang.

Selain susu, minyak yang terdapat di dalam cokelat juga bisa mencegah kerusakan gigi.

Cokelat Pelindung Jantung

Selain cokelat berwarna cokelat, dikenal pula cokelat berwarna putih. Orang sering lebih memilih cokelat putih ini dengan anggapan kandungan lemaknya lebih rendah dari cokelat berwarna. Eit, jangan salah. Cokelat putih tidak mengandung padatan biji buah kakao (mentega kakao) yang dicampur dengan padatan susu dan gula. Nah, mentega kakao ini sangat jenuh, artinya mengandung kolesterol tinggi.

Justru cokelat berwarna cokelat sangat baik untuk kesehatan, apalagi yang kandungan buah kakaonya melebihi 60 persen. Karena, selain mengandung sejumlah gizi penting seperti magnesium, kalsium, kalium, zat besi, Vitamin B, D, dan E, juga mengandung senyawa flavonoid yang membantu mencegah gangguan jantung koroner dan pertumbuhan sel-sel kanker. Bahkan menurut penelitian, kandungan magnesium pada cokelat dapat memperbaiki mood perempuan menjelang dan selama haid.

Coklat Putih Atau Coklat

Selain cokelat berwarna cokelat, dikenal pula cokelat berwarna putih. Orang sering lebih memilih cokelat putih ini dengan anggapan kandungan lemaknya lebih rendah dari cokelat berwarna. Eit, jangan salah. Cokelat putih tidak mengandung padatan biji buah kakao (mentega kakao) yang dicampur dengan padatan susu dan gula. Nah, mentega kakao ini sangat jenuh, artinya mengandung kolesterol tinggi.

Justru cokelat berwarna cokelat sangat baik untuk kesehatan, apalagi yang kandungan buah kakaonya melebihi 60 persen. Karena, selain mengandung sejumlah gizi penting seperti magnesium, kalsium, kalium, zat besi, Vitamin B, D, dan E, juga mengandung senyawa flavonoid yang membantu mencegah gangguan jantung koroner dan pertumbuhan sel-sel kanker. Bahkan menurut penelitian, kandungan magnesium pada cokelat dapat memperbaiki mood perempuan menjelang dan selama haid.

Coklat Bisa Sembuhkan Impotensi

Coklat tidak hanya sedap dan manis di lidah, rupanya cemilan nikmat ini juga menyembuhkan penderita impotensi. Itu dimungkinkan karena dalam biji kakao, bahan baku coklat, terhadap zat yang disebut Flavanols. Ada banyak Flavanols, namun yang paling manjur adalah flavanols jenis Epicatechin.

Presiden Direktur PT Mars Symbioscience Indonesia, eksportir utama kakao di Indonesia, Noel Janetski di Palopo, Sulawesi Selatan, Jumat (8 /8), menyebutkan, fungsi utama Flavanols itu adalah melancarkan aliran darah dalam tubuh. Itu dimungkinkan karena flavanols mampu merenggangkan pembuluh darah yang sudah mengeras dan menyempit. Pada perokok berat, pembuluh darah mereka biasanya sangat keras dan sempit, namun dengan flavanols pembuluh darah mereka bisa merenggang lebih luas sekitar delapan per sen.

"Namun, kami belum bisa mengembangkan produk flavanols ini secara massal. Kami baru mengujinya untuk pasar terbatas di Amerika Serikat melalui internet," ujar Janetski.

Selain menyembuhkan impotensi, Flavanols juga bisa melancarkan aliran darah ke otak. Ini bermanfaat besar bagi peningkatan konsentrasi dan daya ingat otak manusia. "Bahkan dalam penelitian yang dilaporkan pada April 2008, kami menemukan bahwa Flavanols juga bisa membuat penderita diabetes sembuh," ujar Janetski

Menghaluskan Kulit Dengan Cokelat

Cokelat tak cuma bermanfaat untuk jantung, tetapi juga menyehatkan kulit. Polyphenol pada bahan makanan itu sanggup mencegah terjadinya penuaan dini.

Polyphenol adalah salah satu kandungan yang terdapat pada cokelat. Zat itu berfungsi antioksidan yang secara aktif akan melindungi jaringan tubuh dari radikal bebas, termasuk zat-zat yang dapat merusak sel-sel pada kulit. Selain itu, minyak cokelat atau cocoa butter yang merupakan hasil sampingan dari buah cokelat juga bermanfaat untuk menghaluskan kulit. Bahkan, keunggulan minyak cokelat ini lebih baik dibandingkan minyak lain yang dikenal sebagai minyak kecantikan.

Jadi jelas, cokelat memang tidak sebatas dimakan dan diminum. Lebih dari itu, cokelat banyak memberikan manfaat bagi kesehatan. Karena itulah, Centre de Beaute, sebuah salon kecantikan di Kebayoran Baru, Jakarta, misalnya, memilih cokelat sebagai metode untuk memperbaiki serta meremajakan kulit tubuh.

Metode yang digunakan adalah dengan mengoleskan atau melumerkan minyak dan serbuk cokelat pada tubuh. Kemudian, bagian tubuh yang diolesi cokelat itu dibungkus dengan plastik agar pori-pori kulit terbuka sehingga campuran minyak dan serbuk cokelat terserap oleh kulit. Tidak lebih dari 10 hingga 15 menit, berbagai masalah kesehatan kulit pun dapat teratasi.

Mudah diserap kulit

Ahli kecantikan kulit sekaligus Presiden Direktur salon tersebut, Janny Bodhiphala, mengatakan, minyak cokelat memiliki kandungan gizi bagi kulit yang lebih besar dibandingkan minyak sejenis. Adapun serbuk cokelat selain halus juga lebih mudah diserap oleh kulit.

"Cokelat sejak dulu memang merupakan bahan utama untuk membuat bahan kosmetik, terutama minyaknya. Sebagai bahan untuk membuat lipstik, cokelat menjadikan bibir seperti berminyak saat dipakai," ungkap Janny Bodhiphala yang juga pemilik Centre de Beaute. "Selain itu, karena cokelat merupakan bahan alami, tak ada halangan bagi siapa pun untuk mencobanya. Artinya, apa pun jenis kulit tak akan ada efek sampingannya."

Biasanya mereka yang memanfaatkan atau memilih metode oles cokelat ini berasal  dari golongan usia menua antara 40 dan 60 tahun. Meski begitu, tidak tertutup kemungkinan bagi mereka yang masih muda, tetapi mengalami kesehatan kulit seperti penuaan dini, kulit kering, atau keriput pada sekitar bagian mata atau wajah untuk menikmati perawatan.

Dilulur dulu
Untuk memperoleh manfaat cokelat bagi kesehatan kulit, peminat bisa mengupayakannya melalui beberapa tahap. Di Centre de Beaute, sebelum memasuki proses utama, yaitu pengolesan atau pelumeran dengan minyak dan serbuk cokelat, peminat harus membersihkan kulit melalui cara lulur, yakni membersihkan dan mengangkat sel-sel kulit mati. Biasanya lulur ini dibantu dengan menggunakan krim lulur yang mengandung butiran-butiran.

Setelah kulit bersih, langkah kedua adalah melakukan massage atau pemijatan dengan menggunakan minyak cokelat. "Dalam tahapan ini, Anda akan merasakan bagaimana minyak cokelat lebih tinggi kadar serta kelembutannya dibanding minyak lain," ungkap Janny.

Langkah ketiga, berikan serbuk cokelat yang telah dilumerkan sehingga berbentuk cair yang kental. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, seluruh kulit tubuh sebaiknya diolesi tanpa terkecuali. Pada tahap ini, Anda akan merasakan kehangatan pada seluruh tubuh. Dari sinilah sebenarnya proses perbaikan kulit dimulai.

Karena itu, agar kehangatan itu memberikan manfaat maksimal, tahapan terakhir adalah melakukan pembungkusan dengan plastik khusus. Tujuannya agar kehangatan itu dapat dibatasi dan tidak menguap. Suhu yang terjaga di kulit tentu akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga campuran antara minyak dan serbuk cokelat akan terserap oleh kulit. "Pembungkusan dilakukan seperti membungkus mumi agar diperoleh hasil maksimal. Anda tak perlu kawatir karena hasilnya dapat langsung Anda buktikan. Kulit yang tadinya keriput jadi kencang, bersih, dan sehalus kulit bayi," ungkap Janny.

Setelah antara 10 dan 15 menit tubuh terbungukus, pasien selanjutnya langsung bisa mandi untuk membersihkan tubuh. "Anda tak perlu takut. Minyak cokelat ini tidak sulit dibersihkan seperti minyak sejenis. Selain mudah dibersihkan, minyak cokelat juga tidak lengket di kulit."

Selain belum populer, metode perawatan kulit dengan oles cokelat ini memang terbilang mahal. Bahkan, jika dilakukan secara sempurna, penggunaan minyak dan serbuk cokelat ini biayanya bisa mencapai Rp 20 juta lebih.

Mengapa mahal? Karena bila pengolesan dilakukan dengan metode berendam di bathup, maka tentu saja minyak dan serbuk cokelat yang dibutuhkan lebih banyak, lebih kurang satu kuintal. Padahal, harga campuran itu per kuintalnya sekitar Rp 20 juta. Alasan inilah yang membuat metode oles dianggap lebih praktis, apalagi hasilnya tak kalah mengilat dibanding berendam. Buktikan saja.

Kulit Bersih Terkait Dengan Emosi

Setiap orang dalam hidupnya pernah mengalami masalah dengan kulit dan sebagian besar dari kondisi tersebut disebabkan oleh stres dan pikiran. Tak heran kini telah berkembang ilmu psikodermatologi yang menyelidiki kaitan antara kulit dan pikiran.

"Selama beberapa dekade para dokter dari American Academy of Dermatology mengatakan bahwa stres bukanlah faktor dalam timbulnya jerawat. Padahal, sejak lama kita tahu kalau jerawat sering muncul saat kita sedang rindu kekasih," kata Ted Grossbart, PhD, profesor psikologi dari Harvard Medical School.

Kini, sejumlah ahli kulit mulai melihat masalah kulit secara holistis dan mencoba teknik penyembuhan psikologi melalui hipnosis, meditasi, serta konseling untuk menyembuhkan masalah-masalah kulit.

"Penelitian menunjukkan, 30-60 persen pasien yang berobat ke dokter untuk mengatasi masalah kulitnya memiliki masalah emosional. Masalah yang disebabkan oleh stres ini tidak hanya memicu gangguan kulit, tapi juga membuat obat-obatan medis jadi percuma," kata Grossbart yang telah menulis buku Skin Deep: A New Mind/Body Program for Healthy Skin.

Salah satu masalah kulit yang punya kaitan erat dengan kondisi emosi seseorang adalah psoriasis. Penyakit ini akan menimbulkan bercak pada kulit yang disertai rasa nyeri. Psoriasis merupakan penyakit bertahan dan bisa muncul secara tiba-tiba, terutama bila penderita sedang merasakan tekanan emosi.

Kulit dan pikiran

Para ahli sejak lama mengetahui bahwa kulit sangat erat kaitannya dengan otak dan sistem saraf, yang salah satu tugasnya adalah mengatur stres. "Kulit dan otak punya banyak interkoneksi. Kulit memiliki banyak saraf dan jaringan yang berkaitan dengan sistem vaskular," kata Amy Wechsler, MD, dermatolog dan psikiatris.

Ia menambahkan, zat-zat kimia yang dihasilkan oleh otak untuk merespons stres akan berkelana hingga ke kulit. Ketidakseimbangan emosi yang disebabkan oleh stres akibat tuntutan pekerjaan, masalah asmara, hingga keuangan, bisa menyebabkan gangguan kimia yang disebut neuropeptides yang akan menimbulkan gangguan di kulit.

Hal itu bisa memicu peradangan, memperlebar pembuluh darah, atau meningkatkan produksi kelenjar minyak yang akhirnya akan menimbulkan masalah di kulit.

"Jerawat, psoriasis, keriput, atau lingkaran hitam di sekitar mata akan bertambah buruk saat kita stres atau kurang tidur," kata Wechsler yang juga penulis buku The Mind-Beauty Connection ini.

Penelitian pada tahun 2007 terhadap para siswa menunjukkan, 23 persen responden mengaku sering timbul jerawat saat sedang musim ujian. Sementara itu, penelitian tahun 2002 yang dilakukan para peneliti dari Inggris menemukan, penyakit psoriasis pasien membaik setelah mereka mengikuti terapi cognitive-behavioral.

Metode relaksasi tubuh dan pikiran, seperti meditasi, yoga, dan taichi, diyakini akan mengurangi sirkulasi neuropeptides. "Mengelola emosi dan pikiran akan membuat kulit lebih toleran terhadap berbagai derita, seperti alergen, iritasi, atau kosmetik," kata Richard Fried, MD, PhD, ahli dermatologi dan direktur Acne and Rosacea Society.

4 Cara Sederhana Mengurangi Keriput

Kala usia bertambah, kulit kita akan menipis dan berkerut. Produktivitas kelenjar minyak dalam lapisan kulit makin menurun, sehingga kulit jadi kering. Jumlah pembuluh darah di kulit juga menurun, sehingga kulit jadi lebih lemah. Kilau masa muda pun memudar.Perawatan yang tepat akan menghambat proses penuaan itu. Berikut ini kebiasaan sederhana yang dapat membantu kulit tetap sehat dan berkilau.1.    Lindungi dari cahaya matahariSinar matahari merusak kulit dan menyebabkan kerut dalam, kering, kasar, berbintik hitam, dan dapat memicu kanker. Untuk itu sebaiknya Anda:-    Menghindari matahari antara pukul 10.00 sampai 16.00. -    Kenakan pakaian pelindung. Pilih baju lengan panjang, celana panjang, dan topi lebar.-    Kenakan tabir surya 20 menit sebelum beraktivitas di luar. Kenakan kembali setiap dua jam setelah berkeringat hebat atau berenang.2.    Jangan merokokRokok mempercepat proses penuaan kulit dan menyebabkan kerut. Perubahan itu dapat dilihat jelas pada orang dewasa muda yang merokok setidaknya selama 10 tahun.  Rokok juga mempersempit pembuluh darah di lapisan terluar kulit, sehingga kulit kekurangan gizi dan oksigen. Ini akan menurunkan elastisitas dan kekuatan kulit. Kebiasaan menyedot rokok dan memicingkan mata saat mengembuskannya potensial menyebabkan kerut.3.    Basuh dengan lembut-    Gunakan air hangat, jangan terlalu panas. Air panas menghilangkan minyak alami kulit. Batasi mandi air panas kurang dari 15 menit.-    Hindari sabun yang terlalu keras. Ini juga akan membabat minyak dalam kulit. -    Hindari kosmetik penyebab alergi, terlebih jika kulit Anda sensitif. -    Setelah dibasuh, keringkan muka dengan lembut. Handuk cukup ditekan-tekan ke muka supaya kelembaban kulit tak berkurang.4.    Beri pelembabKebutuhan akan pelembab bergantung pada banyak faktor, seperti usia dan jenis kulit. Cara terbaik untuk menilai kebutuhan itu, yakni menunggu 20 menit setelah mandi. Jika kulit terasa kencang, tandanya Anda butuh pelembab.

Rokok Mempercepat Keriput

Percuma melakukan berbagai perawatan kecantikan terkini kalau Anda masih juga merokok. Ketahuilah bahwa rokok membuat kulit keriput lebih cepat. Sekitar 4.800 zat kimia berbahaya yang terdapat dalam rokok tidak hanya menyebabkan penyakit seputar paru-paru dan kanker, tetapi juga berpengaruh pada kulit. Menurut Richard D Hurt, MD, Direktur Nicotine Dependence Center dari Mayo Clinic, perubahan kulit akibat rokok terjadi dalam kurun waktu 10 tahun."Makin banyak rokok yang diisap, makin cepat kulit keriput. Kerusakan kulit bahkan sudah terjadi tanpa Anda sadari," kata Hurt. Bagaimana rokok mengakibatkan kulit berkerut? Menurut Hurt, nikotin yang terdapat dalam rokok mempersempit pembuluh darah, terutama di lapisan atas kulit. Hal ini tentu berpengaruh pada sirkulasi darah. Berkurangnya aliran darah mengakibatkan kulit tidak mendapat oksigen dan nutrisi yang diperlukan, seperti vitamin A. "Lebih dari 4.000 bahan kimia dalam rokok juga merusak kolagen dan elastin yang memberikan kekuatan dan kelenturan pada kulit. Akibatnya, kulit pun jadi kurang lentur dan keriput sebelum waktunya," papar Hurt. Bukan hanya itu, eskspresi ketika Anda merokok, seperti mengerutkan bibir, mengisap, dan menyipitkan mata ketika mengembuskan asap rokok, juga dapat menjadikan kulit Anda berkerut.Selain di bagian wajah, kerutan yang diakibatkan rokok juga terjadi di bagian kulit lainnya, termasuk lengan bagian dalam. Selain rokok, kerusakan kulit ini juga dipercepat oleh sinar matahari. Keriput mungkin tidak bisa diperbaiki, kecuali lewat operasi plastik. Namun, kita bisa mencegahnya. Caranya? Berhenti merokok sekarang juga.

Sering Keguguran, Awas Penyakit Jantung

Perempuan yang pernah mengalami keguguran berulang disarankan untuk lebih menjaga kesehatan jantungnya karena mereka beresiko tinggi mengalami serangan jantung dalam hidupnya. Tim peneliti dari Jerman, dalam jurnal Heart mempublikasikan hasil penelitan yang dilakukan terhadap lebih dari 11.500 perempuan berusia 30-60 tahun. Responden yang pernah mengalami serangan jantung dilihat riwayat kehamilannya dan dibandingkan dengan kejadian keguguran pada wanita lainnya. Hasil penelitian menemukan, satu dari empat responden pernah mengalami keguguran, meski angkanya mungkin lebih besar lagi karena cukup banyak wanita yang sebenarnya mengalami keguguran namun tidak menyadarinya. Ketika faktor pencetus serangan jantung diperhitungkan, seperti berat badan, konsumsi alkohol dan merokok, para peneliti menemukan wanita yang pernah keguguran tiga kali atau lebih, beresiko 500 persen lebih tinggi mengalami serangan jantung di kemudian hari. Karena itu para ahli dari German Cancer Research Center tersebut menyarankan agar riwayat keguguran ikut dimasukkan dalam catatan medis dan dianggap sebagai indikator penting ketika dokter akan mengetahui risiko seseorang terkena serangan jantung. Sementara itu, dari 2.876 perempuan yang mengalami keguguran, terdapat 82 kasus serangan jantung dalam periode 10 tahun. Kendati begitu, sebagaian ahli tidak melihat adanya kaitan yang kuat antara serangan jantung dan keguguran. "Ada banyak faktor mengapa seseorang bisa sampai terkena serangan jantung, mengalami keguguran berulang saja tidak bisa meningkatkan risiko tersebut," kata juru bicara British Heart Foundation. Apabila ada kasus serangan jantung pada wanita yang pernah keguguran, ia menduga mungkin sebelumnya wanita itu pernah mengalami gangguan pada jantung yang tidak terdeteksi.

Penghapus Keriput yang Baik

Hampir setiap bulan kita mendengar produk perawatan wajah mengeluarkan produk antiaging. Dan mereka semua mengklaim, produk yang mereka punya adalah yang terbaik untuk menghilangkan garis-garis halus pada wajah alias keriput yang muncul akibat jaringan kolagen kita melemah.

Lalu bagaimanakah memilih produk antiaging yang benar-benar bisa menghapus keriput di wajah? Caranya sangat mudah, jangan lupa untuk membaca label pada kemasan dan temukan bahan aktif berikut ada di dalam produk yang kita pilih.

Vitamin A : Selain disebut sebagai vitamin A, umumnya produk antiaging akan menyebutnya sebagai retinol. Oleh kulit, vitamin A yang masuk akan diubah menjadi retinol yang fungsinya meningkatkan produksi kolagen. “Saat kolagen kita terus berproduksi maka tak ada lagi garis-garis halus,” ucap Flor A. Mayoral, MD., dermatolog dari South Miami, Amerika Serikat.

Vitamin C : Fungsinya bukan hanya untuk menstimulasi kolagen tapi juga mengembalikan kecerahan kulit. Arthur W. Perry, MD., asisten profesor bedah plastik di Robert Wood Johnson Medical School, menyarankan agar kita menggunakannya di malam hari karena lebih cepat menyerap untuk memperbaiki jaringan kulit.

Vitamin E : Perhatikan apakah dalam label kemasan tertulis DL-alpha-tocopherol. Jika iya, maka kita sudah memilih produk yang tepat. Sebab zat aktif ini akan melindungi kita dari risiko kanker akibat paparan sinar ultraviolet. Tak hanya itu, sinar ultraviolet yang tak berhasil ditangkal kulit akan merusak sel-sel kulit dan kemudian membuat kulit kita kering serta muncul garis-garis halus.

Alpha hydroxy acid (AHA) : Fungsinya adalah untuk mengangkat sel-sel kulit mati sehingga regenerasi kulit bisa berjalan optimal. Selain dikenal sebagai AHA, zat aktif ini juga terdaftar sebagai glycolic acid.

Vitamin B3 (niacin) : Ini adalah zat yang berfungsi sebagai perisai bagi sel-sel kulit. Sebab cara kerjanya adalah menghalau berbagai racun yang dapat membuat kulit menjadi tidak sehat hingga muncul vlek-vlek cokelat. Bonus tambahannya, vitamin ini juga akan mengurangi iritasi yang muncul saat kita menggunakan vitamin A terlalu lama.

Simpan nama-nama vitamin ini dan lakukan cek dan ricek ketika hendak membeli krim antiaging, pastikan produk yang kita pilih mengandung bahan-bahan tersebut. Memiliki kemampuan untuk memilih produk yang tepat juga akan menentukan apakah kita berhasil mengapus keriput dari wajah. (Siagian Priska)

Layar Monitor Penyebab Keriput

Ini adalah peringatan bagi mereka yang biasa menghabiskan waktu seharian di depan layar komputer. Seorang pakar kulit di Inggris memperingatkan, berlama-lama menghadapkan wajah ke layar monitor dapat memicu penuaan kulit lebih cepat !

Dr Michael Prager, spesialis Botox, mengatakan seluruh  pasiennya yang kebetulan adalah pekerja kantoran hampir sebagian besar mengalami tanda-tanda penuaan dini.  Para pasiennya yang sebagian besar wanita memiliki lipatan di bawah dagu, leher yang bergelambir, dan keriput di wajah sebagai dampak dari gaya hidup kantoran.

Para ahli bedah kosmetik telah mengidentifikasi hal ini sebagai suatu fenomena yang disebut  'computer face'. Fenomena ini dialami para wanita profesional yang bekerja selama berjam-jam di depan layar monitor.

"Jika Anda salah satu dari orang sialnya harus mengerutkan atau menyipitkan (mata) saat berkonsentrasi di depan layar monitor, seiring waktu Anda pasti akan memiliki garis kerutan. Yang lebih mengejutkan lagi, banyak wanita yang dagunya kendor karena mereka diam pada suatu posisi dalam waktu yang lama," ujarnya seperti dilansir koran Telegraph.

"Jika Anda menghabiskan waktu untuk menatap, otot-otot leher akan memendek dan menjadi kendor, akhirnya membuat leher menjadi berlipat," terang Prager.

Ia pun memperingatkan, masalah ini bakal semakin memburuk di masa mendatang karena generasi pengguna komputer terus akan tumbuh.  "Dalam satu dekade terakhir, para wanita banyak yang bekerja menggunakan komputer. Namun kini, wanita di usia 20-an juga terbiasa menggunakannya untuk apapun," ujarnya.

Untuk meminimalisir dampak buruk bekerja di depan monitor, Dr Prager menganjurkan para pekerja kantoran untuk melakukan istirahat secara rutin dengan menghindari layar monitor. Selain itu, jangan lupa melakukan stretching atau peregangan otot-otot leher.

Bengkoang Efektif Mencerahkan Kulit

Bahan-bahan alami yang kaya nutrisi telah lama diandalkan sebagai sumber perawatan terbaik bagi tubuh kita. Sebenarnya, kita bisa mendapatkan manfaat semua bahan alami itu dengan cara mengonsumsi atau mengolahnya sesuai anjuran dari para ahli gizi. Namun, efek sehat yang akan dirasakan kulit kita dari olahan tersebut ternyata tidak terlalu besar.

Hal ini dijelaskan oleh Mary Lupo, MD, spesialis kulit bidang klinis di Tulane University School of Medicine. Ia lantas mengemukakan solusi lain yang lebih efektif, yaitu dengan cara mengaplikasikan bahan-bahan alami itu pada tubuh kita. Salah satu contoh penggunaan bahan alami untuk kecantikan yang mungkin sudah Anda kenal adalah bengkuang (sering juga disebut bengkoang).

Tanaman umbi ini biasa ditemukan dalam masker, lulur, sabun wajah, pelembab, dan lotion. Bengkuang terbukti menyegarkan, karena akar umbi dari bengkuang memiliki kandungan air yang tinggi, sekitar 86-90 persen, sehingga memberi efek melembabkan.

Sementara itu, dalam penelitian berjudul The Exploration of Whitening and Sun Screening Compounds in Bengkoang Roots (Pachyrhizus erosus) oleh Endang Lukitaningsih dari Universitat Wurzburg, Jerman, disebutkan bahwa bengkuang mengandung vitamin C, flavonoid, dan saponin yang merupakan tabir surya alami untuk mencegah kulit rusak oleh radikal bebas. Plus, zat fenolik dalam bengkuang cukup efektif menghambat proses pembentukan melanin, sehingga pigmentasi akibat hormon, sinar matahari, dan bekas jerawat dapat dicegah dan dikurangi.

Anjuran pemakaian
Produk berbahan bengkuang bisa diaplikasikan ke wajah dan tubuh. Coba buat masker bengkuang sendiri.
Caranya: Kupas dan bersihkan bengkuang, lalu parut sampai halus. Tempelkan merata pada permukaan wajah atau area kulit yang bernoda. Diamkan sampai mengering, sekitar 40 menit, lalu bilas dengan air bersih. Lakukan 2-3 kali dalam seminggu.

(Prevention Indonesia/Intan Sari Boenarco)

alexa